Kamis, 21 Juli 2016

Teks pidato : Demokrasi oleh Pemuda untuk Indonesia

Tema : Pentingnya Pendidikan Demokrasi bagi Pemuda

Assalamualaikum wr wb
            Puji dan syukur mari kita panjatkan pada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul di tempat yang insya Allah diberkahi ini, aamiin. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan pada Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga akhir jaman.
Hadirin yang saya hormati,
Demokrasi sangat menjunjung tinggi etika dan hukum serta kedewasaan bersikap  dalam mengelola kebebasan.
Dalam dunia politik, rakyat dapat secara langsung memilih pemimpinnya, yakni presiden, gubernur, dan bupati/wali kota. Rakyat dapat menyampaikan aspirasinya dengan berbagai cara, baik melalui pers maupun unjuk rasa di depan umum.
Dalam dunia sosial budaya, maka rakyat dapat mengembangkan potensi seni budaya dirinya dan etnisnya  masing-masing tanpa rasa takut dan rendah diri. Dalam dunia ekonomi, rakyat dapat mengembangkan usaha apa saja sepanjang halal dan dapat membawa kesejahteraan bagi dirinya dan masyarakat banyak. Sayangnya kebebasan dan kesetaraan dalam semua aspek kehidupan tersebut masih  dirasakan sebagai formalitas, prosedural, dan retorika.
Rakyat secara individu maupun kelompok terkadang masih bersikap dan berperilaku yang belum atau tidak sejalan dengan budaya demokrasi. Sikap dan perilaku saling menghargai, menghormati, menjunjung etika dan ketaatan terhadap hukum belum menyatu sebagai aliran kehidupan dalam diri kita.
Fakta menunjukan masih banyak yang melakukan unjuk rasa atau demonstrasi dalam menyampaikan pendapat di muka umum dengan cara-cara yang bertentangan dengan nilai budaya demokrasi. Seperti, demonstrasi atau unjuk rasa yang mengganggu lalu lintas atau ketertiban umum, merusak, membakar dan tindakan anarkistik lainnya. Fakta lain, di era peradaban seperti ini masih saja ada perilaku masyarakat yang suka berkelahi. Perkelahian antarpelajar dan sesama mahasiswa masih marak terjadi di sejumlah kota besar.
Partai politik sebagai tiang demokrasi belum juga mampu membangun budaya demokrasi. Politisi dan parpol yang mestinya mempelopori berbudaya demokrasi justru masih ada yang  menyalahgunakan kekuasaan yang diberikan rakyat untuk kepentingan diri dan kelompok. Politisi masih dengan enaknya sendiri menerima gratifikasi, suap, mark up anggaran dan kolusi yang itu semua merusak budaya demokrasi karena rakyat disakiti, uang rakyat dirampok, rakyat dikibuli, dan amanah rakyat dikhianati. Korupsi bukan sekadar berkaitan dengan moralitas, melainkan juga kekuasaan dan kewenangan. Orang yang memegang kekuasaan ada kecenderungan untuk melakukan penyalahgunaan kekuasaan (korupsi). Jika kekuasaan tidak dibatasi dan tidak diawasi, maka dipastikan kekuasaan akan disalahgunakan/korupsi. 
Karena itu, budaya demokrasi adalah membatasi kekuasaan dan harus ada mekanisme  kontrol terhadap kekuasaan.
Hadirin sekalian, 
Demokrasi memang mempunyai kelemahan. Kelemahan demokrasi, sebagaimana yang dikemukakan oleh  Giuseppe Di  Palma dalam bukunya To Craft Democracies (1990), terletak kepada kekuatannya, the weakness of democracy is its strength. Kekuatan demokrasi adalah menempatkan kebebasan dan kesataraan individu. Namun, seringkali manusia sebagai individu tidak menyadari bahwa ketika semua mengekspresikan kebebasan, maka yang bakal terjadi adalah justru konflik. Dengan demikian, demokrasi hakekatnya adalah kompromi, kebebasan harus diatur dengan hukum.  
Peran pemuda agar budaya demokrasi menjadi darah daging rakyat Indonesia dalam kehidupan  bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, maka mau tidak mau budaya tersebut harus terus menerus tiada henti disosialisasikan kepada masyarakat. Salah satu subjek dan objek membudayakan demokrasi adalah melalui pemuda. Dalam UU No 40/2009 tentang Kepemudaan, yang dimaksud pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.
Pemuda sebenarnya mempunyai peran yang penting dalam perbaikan budaya demokrasi, karena pemudalah yang menjadi penerus bangsa yang paling potensial. Namun, bagaimana dengan pemuda Indonesia? Sebagian mereka sekarang ini menjadi budak zaman karena selalu mengikuti perkembangan zaman. Mereka lebih menyukai budaya barat dan terkesan tidak terlalu memperdulikan bangsa ini.
Pemuda sekarang juga tidak jarang mencemooh bangsa ini dan mengkritisi bangsa Indonesia. Namun, pemuda yang demikian tidak melakukan tindakan yang bisa memperbaiki bangsa Indonesia menuju “Indonesia yang Lebih Baik”. Lalu bagaimana peran pemuda sebagai Agent of Change (agen perubahan)? Pemuda bangsa turut andil dalam persoalan besar di negara ini, karena nasib suatu bangsa tergantung para pemudanya tergantung generasi muda akan membawa kemana bangsa ini.
Sejarah telah membuktikan dan dicatat dalam tinta emas bahwa gerakan perubahan sosial dan politik di Indonesia dan juga di berbagai negara pada umumnya dipelopori, digerakkan, dan disemangati oleh para pemuda. Setiap zaman mempunyai tantangan yang berbeda. Pemuda semasa penjajahan tantangannya adalah untuk dapat bebas atau merdeka dari penjajahan. Untuk itu, lebih dulu pemuda harus bersatu padu, kompak, dan menggalang persatuan dan kesatuan pemuda melalui Kongres Pemuda yang melahirkan Sumpah Pemuda  pada tanggal 28 Oktober 1928. Setelah merdeka, tantangan pemuda antara lain melawan kezaliman kekuasaan, kediktaktoran, dan ketidakadilan para pemimpin bangsa. Muncullah  gerakan pemuda dan mahasiswa tahun 1966, tahun 1978, dan tahun 1998. Setelah perjuangan pemuda dapat menumbangkan otoritarian kekuasaan, maka buah manis yang dipetik adalah demokrasi.
Melalui pemuda dapat ditanamkan budaya demokrasi yang benar. Kita harus mulai belajar menjadi pelaku, pemain demokrasi yang menjunjung etika dan taat hukum. Pemuda harus bisa dijadikan contoh untuk dirinya sendiri ketika para pemimpin sudah tidak dapat dijadikan teladan.
Dalam era demokrasi ini pemuda mempunyai musuh dan lawan yang tersamar atau abu-abu. Sehingga perlu ada konsep yang jelas dalam melakukan perlawanan. Korupsi dan politik uang dengan segala bentuk, pelanggaran etika politik dengan segala model merupakan musuh yang harus dilawan oleh pemuda karena merupakan virus yang bakal merusak tatanan demokrasi.
Hadirin yang saya banggakan,
Sudah bukan jamannya lagi melawan kekuasaan dan kezaliman pemimpin yang menodai demokrasi hanya dengan teriak-teriak di jalanan. Bukan modelnya lagi pemuda unjuk rasa dengan merusak. Demokrasi tidak mengenal merusak dan mengganggu ketertiban.     Pemuda di era demokrasi harus mengedepankan dialog dan akal sehat. Pemuda harus berani membangun budaya baru mengenai demokrasi dengan perilaku yang mengedepankan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual atau moralitas ketimbang kekuatan massa dan otot.
Kemajuan teknologi informasi harus dapat dikuasai dan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pemuda untuk membangun budaya demokrasi.  Dengan demikian, membentuk kelompok-kelompok diskusi, membahas persoalan aktual di kalangan pelajar dan mahasiswa sebagai bagian dari pemuda merupakan perilaku yang terpuji dan terus didorong  agar dapat berkembang untuk membentuk perilaku siap berdialog bukan siap bentrok. Untuk itu, peran Kemenpora, Dispora sebenarnya sangat strategis dalam  upaya membudayakan demokrasi melalui pemuda dengan berbagai kegiatan kepemudaan. Namun sayang, belum tampak menonjol kegiatannya.
Hidup itu bersifat sementara, tidak mungkin golongan tua akan memimpin negeri ini selamanya sehingga mereka perlu mewariskan pengetahuan politik dan demokrasi mereka pada generasi berikutnya. 
Pemuda Indonesia harus bangkit untuk membangun budaya demokrasi. Melalui tangan dan gerak pemuda, budaya baru berdemokrasi akan tumbuh.
Sekian materi yang dapat saya sampaikan, terima kasih atas perhatian hadirin sekalian.
Wassalamualaikum wr wb

Nb : Teks pidato bertemakan “Pentingnya Pendidikan Demokrasi bagi Pemuda” ini berisi kumpulan materi yang didapatkan dari artikel mengenai demokrasi dan pemuda –tidak saya tulis sendiri, admin hanya menyusun dan mengedit, ini hanya untuk membantu rekan-rekan yang membutuhkan contoh teks pidato mengenai tema terkait. Salah satu sumber adalah materi dari Bapak Joko Siswanto, dosen FISIP UNSRI
Terima kasih.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management
Sumber : http://kolombloggratis.blogspot.com/2011/03/tips-cara-supaya-artikel-blog-tidak.html#ixzz2bicjTJxj