Kamis, 21 Juli 2016

APA YANG BENAR TENTANG MAJELIS TINGGI HIMPUNAN? #2

Lembaga Legislatif Mahasiswa: Majelis Tinggi Himpunan


Dalam konsep demokrasi, badan legislatif identik dengan badan perwakilan. Maka, lembaga legislatif mahasiswa adalah perwakilan dari para mahasiswa (konstituen) yang mengemban amanat untuk menampung dan menyalurkan segala aspirasi, kritik dan saran untuk menjadi suatu kebijakan dan dapat direalisasikan oleh eksekutor. Sebagaimana DPR merupakan wakil rakyat, yang mewakili suara rakyat dalam mengatur jalan hidup bernegara, yang telah dijelaskan sebelumnya.
Terinspirasi dari rekan saya yang telah mengikuti organisasi himpunan selama kurang lebih satu tahun, namun ternyata belum mengerti betul apa tugas dari anggota MTH, saya ingin mengkaji apa yang benar dan yang salah mengenai lembaga legislatif kemahasiswaan kami, MTH.

Suatu waktu kami berdiskusi antara MTH dan MPM mengenai kelegislatifan, lagi, masalah yang muncul salah satunya adalah mengenai tanggapan mahasiswa terhadap lembaga legislatif kemahasiswaan yang disebut “minim fungsi”, kasarnya, kurang kerjaan.

Dapat dilihat dari tingkah dan ekspresi rekan-rekan diskusi, tanggapan tersebut tentunya menimbulkan rasa sedih dan kecewa. Bahwa kami yang telah berusaha belajar menjadi seorang legislator yang baik tetapi nyatanya hanya dianggap gabut saja, atau tidak memiliki orientasi kerja yang jelas.

Akhirnya, hasil dari diskusi itu adalah : lembaga legislatif kemahasiswaan memang bekerja di balik layar, kerjaan kami mengkaji aspirasi serta mengawasi jalannya sebuah organisasi, mencari perbaikan-perbaikan yang dapat dilakukan untuk dijadikan sebuah hukum, sebuah kebijakan agar himpunan ini dapat lebih baik ke depannya.

Jadi wajar saja jika salah seorang rekan, yang merupakan anggota eksekutif tidak dapat melihat apa yang kami kerjakan. Karena tidak seperti eksekutor yang selalu sibuk mempersiapkan segala hal demi sebuah acara –siapa pun dapat melihat kesibukan itu, kami bekerja dalam forum diskusi dan kajian. Jadi, tidak ada yang dapat disalahkan dengan adanya tanggapan ini. Kami memiliki fungsi dan proses kerja masing-masing.

Apakah mudah? Tentunya tidak. Baik itu tugas eksekutor dan legislator memiliki kesulitan tersendiri. Eksekutor akan lelah bekerja demi program kerja, legislator juga pusing untuk terus menjalani proses demi terciptanya produk hukum, dan perbaikan himpunan ke depan.
Suatu kalimat dari salah satu blogger legislator : “Wajah legislatif terpinggirkan karena kerap dituduh tak memiliki orientasi kerja yang jelas dan nyata.” Begitulah yang kami rasakan.

Orang lain tidak akan tau apakah kami memang sibuk, atau sok sibuk. Karena memang lembaga legislatif tak nampak di muka publik pekerjaannya. Sibuk atau tidaknya kami akan bergantung salah satunya pada konstituen. Seberapa banyak konstituen yang ingin bekerja sama dan memberikan aspirasi untuk himpunan kita yang lebih baik. Atau kami akan sok sibuk saja jika mahasiswa konstituen bersikap tidak peduli dan tidak ingin memberikan aspirasinya.

Lembaga legislatif mempunyai kewenangan untuk melindungi sumber berita, jadi konstituen bebas untuk menyampaikan aspirasi maupun kabar yang ada, walaupun sebuah kabar buruk. Tidak pedulinya konstituen seringkali karena pemikiran bahwa rekan-rekan yang merupakan anggota eksekutor dapat langsung terjun melakukan perubahan dengan program kerja yang ada. Padahal, baiknya segala upaya perubahan disampaikan terlebih dahulu pada legislator, untuk dikaji dan dipersiapkan, kemudian legislator akan menyampaikan kembali pada eksekutor untuk direalisasikan. Begitu jalannya fungsi eksekutif dan legislatif secara singkat.

Namun, mahasiswa legislator pun harus memiliki kredibilitas yang baik, untuk menumbuhkan kepercayaan para konstituen bahwa segala aspirasi mereka akan terealisasikan, bukan hanya omong kosong saja.

Menjadi sebuah keharusan bagi anggota legislator untuk sering bertukar pikiran dengan mahasiswa konstituennya, mengenai dinamika kampus dan himpunan. Bertanya tentang apa yang diinginkan oleh mahasiswa, mendengar apa yang diharapkan mahasiswa, “membaca” isu yang mencuat di lapangan, mengumpulkan segala bentuk aspirasi yang dicurahkan konstituennya, yang sebenarnya adalah rekan sendiri sesama mahasiswa.

Kemampuan berbicara yang baik tentunya harus dimiliki oleh seorang mahasiswa termasuk legislator, agar konstituen tertarik untuk mengemukakan aspirasinya maka mereka harus merasa nyaman untuk berbicara pada legislator. Legislator pun harus memiliki kemampuan mendengar sebaik kemampuan berbicara, karena harus memiliki kepekaan yang tinggi untuk mendapatkan informasi atau aspirasi dari konstituen, mampu mendengar, mencerna informasi, dan menghasilkan keputusan yang tepat untuk kebijakan nantinya.

Fungsi lembaga legislatif kemahasiswaan:
·         wadah aspirasi
·         perwakilan mahasiswa
·         pembuat AD/ART
·         mengawasi lembaga eksekutif
·         menjaga stabilitas organisasi
·         penyusun regulasi
·         mencari solusi untuk disampaikan pada eksekutor

Hak legislator :
·         Hak Bertanya, ialah hak untuk mempertanyakan suatu kebijakan
·         Hak Bicara, ialah hak untuk menyampaikan pendapat
·         Hak Suara, ialah hak untuk menetapkan sebuah pilihan
·         Hak Budget, ialah hak untuk mengusulkan anggaran
·         Hak Inisiatif, ialah hak untuk mengajukan rancangan peraturan kemahasiswaan

Kewajiban legislator :
·           Menjalankan tugas sebagai wakil mahasiswa
·           Menghadiri setiap sidang maupun rapat-rapat yang telah ditetapkan
·           Melakukan advokasi kepada mahasiswa yang membutuhkan
·       Menyerap aspirasi mahasiswa yang kemudian dibawa ke dalam sidang maupun rapat-rapat
·           Menjalankan semua konsekuensi

Lembaga tidak akan memiliki kekuatan apabila anggota tidak mengerti sistemnya. Begitu pun dengan lembaga legislatif kemahasiswaan, sebagai bentuk usaha menghapus paradigma bahwa lembaga legislatif adalah lembaga yang minim fungsi, maka setiap anggota harus mengerti sistem dan segala isi lembaga untuk kemudian membuat konstituen mengerti fungsi dan arti lembaga ini. Untuk kemudian semua pihak mengerti bahwa setiap lembaga memiliki kekuatannya tersendiri.

Mahasiswa peduli, mahasiswa kritis, ayo sampaikan aspirasi demi kemajuan organisasi kita bersama.


Inspired from:

dpmfebub.blogspot.co.id
muhayatun.wordpress.com
kompasiana.com
blmfhur.blogspot.co.id
arumanggraenimaulida.blogspot.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management
Sumber : http://kolombloggratis.blogspot.com/2011/03/tips-cara-supaya-artikel-blog-tidak.html#ixzz2bicjTJxj