Senin, 25 Juli 2016

Awkarin dan 473.040.000 Detikmu

Awkarin kini semakin menggila, siapa yang tak kenal dengan gadis yang katanya peraih nilai UN tertinggi se-provinsi ini? Banyak yang menyimpulkan bahwa pemberitaan tentang Awkarin, gadis cantik dan kekinian yang sibuk dalam kisah asmaranya, adalah pemberitaan yang tidak penting. Tapi siapa tahu?
Mungkin ada remaja lain yang menganggap Awkarin adalah sebuah goal bagi mereka. Dan pemberitaan mengenai Awkarin dan kekasihnya adalah hal yang mutlak penting bagi mereka, mungkin saja.

Selesai membaca paragraf diatas, sadarkah jika 15 detik berhargamu telah terlewati begitu saja, but this isn’t an april fools,  just wanna ask you, apakah ada pembelajaran yang dapat diambil dari paragraf tersebut? Sayangnya jika tidak, 15 detikmu tidak dapat ditarik kembali, dan itu terbuang sia-sia. Mungkin hanya 15 detik, tapi apakah kamu yakin dengan 15-15 detik lainnya yang telah kamu gunakan? Terbuang juga-kah?

Jika saat ini usia kamu telah melewati 15 tahun, sedikitnya 473.040.000 detik telah kamu lalui. Banyak bukan? Bayangkan jika itu nominal rupiah, sangat banyak apalagi untuk muda mudi kere seperti kita. Atau mungkin itu nominal yang kecil bagi Awkarin, who knows.

Apa yang sudah kita dapatkan antara detik itu? Banyak. Kita pasti telah mendapatkan pendidikan, kasih sayang orang tua lalu harta benda, dan jangan lupa gadget yang kamu pakai sekarang juga sudah didapatkan. Nah, yang lebih penting adalah, apa yang sudah kamu berikan? Once more. Apa. Yang. Sudah. Kamu. Berikan?

Apa yang sudah kamu berikan pada yang lain, sedekatnya, apa yang sudah kamu berikan pada orang tuamu, keluarga dan teman-teman?

Tahukah kamu diluar sana banyak yang telah berhasil di masa mudanya, tak jauh pada orang lain, terkadang teman kita sendiri pun membuat iri kita dengan prestasi.

Dikutip dari tulisan Intan Kemala Sari – wolipop berikut adalah beberapa remaja yang sukses di bidangnya:

1. Sebastian Martinez

Kecintaannya mengumpulkan kaus kaki membuat Sebastian Martinez telah menjadi seorang pengusaha di usia 7 tahun. Bisnisnya bermula ketika Sebastian berusia 5 tahun, sang ibu menyarankannya untuk mendesain kaus kaki buatannya sendiri. Ternyata desainnya tersebut diminati oleh banyak orang dan ia berhasil meraih keuntungan sebesar US$ 15 ribu atau setara dengan Rp 207 juta.

Ia juga mendonasikan sebesar 25 persen dari jumlah penjualan kaus kakinya untuk membantu anak-anak yang menderita penyakit serius serta mengajarkan program seni.

2. Putri Tanjung

Jasa event organizer adalah salah satu bisnis yang digeluti oleh Putri Tanjung meskipun usianya baru 15 tahun saat itu. Ia bersama timnya banyak menangani acara seperti seminar dan festival musik. Walau kini bisnisnya telah dikenal luas, tetapi Putri sempat merasakan jatuh bangun dalam menjalani bisnis, mulai dari ditolak sponsor hingga diremehkan karena dianggap tidak mampu.

3. Zachary Weisenthal

Di usianya yang masih 14 tahun, Zachary Weisenthal sukses berbisnis jasa pembuatan desain situs bersama ayahnya. Ia telah membuat beberapa situs dan berhasil mendapatkan keuntungan sekitar Rp 200 juta. Seakan tidak mau berhenti berinovasi, kini Zach memulai bisnis barunya, yakni peralatan penunjang untuk bermain skateboards.

4. Noa Mintz

Ide cemerlang datang dari Noa Mintz, seorang gadis 12 tahun yang mendirikan agensi jasa mengasuh anak bernama Nannies by Noa. Tiga tahun menggeluti usahanya, ia berhasil mendapatkan 190 orang klien dan mempunyai setidaknya 150 orang pengasuh anak yang tergabung di bawah agensinya. Ia hanya mengenakan biaya Rp 69 ribu per jam untuk para klien yang menggunakan jasanya.

5. Atina Maulia

Awalnya, bisnis hijab online ini dijalankan Atina seorang diri. Wanita yang menjalani usaha sejak usia 20 tahun ini memproduksi sendiri hijabnya. Setiap bulan, setidaknya sekitar 3.500 potong hijab habis terjual oleh para pembelinya. Meski pernah mengalami kerugian hingga Rp 70 juta, tetapi kedua kakak-beradik ini tetap semangat berbisnis.

6. Keshia Deisra

Memulai bisnis kue saat usianya 17 tahun, Keshia tercatat sebagai salah satu pengusaha muda yang cukup sukses. Bisnis kue yang dijalankannya mengusung konsep kue yang aman dikonsumsi untuk vegan dan aman bagi orang yang intoleransi gluten. Walau mengaku sempat kewalahan menangani permintaan pelanggan, tetapi ia bisa mendapatkan omzet hingga ratusan juta setiap bulannya.

7. Asya Gonzalez

Pada usia 14 tahun, Asya memulai bisnis baju dan aksesori yang bernuansa '40-an. Tiga tahun berselang, ia mulai mengembangkan bisnisnya dengan pakaian olahraga yang dikhususkan untuk musim dingin.
Kepada CNBC, Asya yang kini berusia 18 tahun mengatakan perusahaannya menghasilkan Rp 96 juta hingga Rp 136 juta dalam sebulan. Meski demikian, ia tidak melupakan niat mulianya untuk membuat penggalangan dana yang ditujukan untuk memerangi perdagangan anak di bawah umur.

8. Dea Valencia

Memiliki bisnis lini busana yang mengusung kain batik sebagai koleksinya adalah bisnis yang saat ini digeluti oleh Dea Valencia. Ia mendirikan Batik Kultur saat usianya 17 tahun. Model busana yang ditawarkannya disesuaikan untuk para remaja yang bergaya modern. Hingga kini, Dea tetap mempertahankan bisnisnya yang semakin berkembang dan berhasil mengajak anak muda untuk mengenakan batik yang awalnya dianggap kuno dan tidak kekinian.

Terinspirasi bukan? So do I. Bagaimana mungkin? Usia baru 7 tahun telah mampu berdonasi sekian juta hanya karena kaos kaki.

Ada satu gadis lagi yang mungkin bisa menginspirasi kamu? AWKARIN!! Lupakan mengenai hal-hal mistis –wait, mistis? Apapun itu yang telah menghebohkan bumi pertiwi. Di usinya yang masih muda itu dia sudah menghasilkan banyak uang, jika kamu sudah melihat instagramnya, banyak sekali hal yang telah dia endorse. Selain itu, foto-foto di instagramnya juga memang “bagus”. Terbayang berapa banyak rupiah yang bisa dia dapatkan! Tapi, ini bukan masalah uang, kawan, melainkan pencapaian.

Hidup dengan banyak hujatan –tak sedikit juga pujian, mungkin, Awkarin mampu mencapai hal-hal yang belum bisa banyak orang capai. Tak perlu mengikuti yang orang lain lakukan, kita hanya perlu menjadi yang terbaik sebagai diri kita.

Melihat teman diluar sana, banyak yang sibuk mengembangkan potensi diri, tapi tak sedikit yang hanya sibuk galau-galauan. Jomblo yang mulai berbangga diri tak punya kekasih, para lovers yang menggerutu di timeline karena doi tak mengabari, penikmat hubungan tanpa status yang hobinya ngode, dan banyak hal lainnya.

Apakah masa remaja kita hanya akan habis termakan cinta-cintaan?

Memang tidak salah jika sebuah ruangan ditempati berbagai hiasan dan keindahan, tapi jangan lupa pada meja dan kursi. Apakah kita akan duduk diatas vas bunga?

Setelah melihat Awkarin, aku terinspirasi untuk bisa memberikan hal-hal baik pada orang sekitar. Uang? Bukan, karena aku tidak punya, tak lain adalah manfaat.

Aku dan kamu tidak dilahirkan hanya untuk tua lalu mati.

Lalu manfaat yang bagaimana yang ingin diberikan?

Pasti semua orang ingin hidup keren, bergaya dan sebagainya. Tapi apa sebenarnya manfaat yang dibutuhkan orang lain? Apakah mereka lebih bangga memiliki teman yang suka hedon dan gawl abiz atau teman yang setiap waktu kebersamaannya adalah berharga, karena saking “bermanfaatnya” dia sibuk bepergian keliling dunia.

Apakah terbayang, jika suatu saat bertemu dengan orang lain di jalanan sana, bersalaman, lalu ketika dia pulang dia akan berbangga hati bercerita pada teman dan keluarga “Hei!! Aku tadi bertemu dan bersalaman dengan admin the notes, how lucky I am!”. Aku ingin dapat dibanggakan. Bagaimana denganmu?

Menjadi bermanfaat bagi orang lain akan memberikan kebahagiaan hakiki, katanya. Manfaat apa yang akan aku berikan? Manfaat apa yang akan kamu berikan?


Bagaimana memulai hidup baru yang lebih bermanfaat? baca disini

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management
Sumber : http://kolombloggratis.blogspot.com/2011/03/tips-cara-supaya-artikel-blog-tidak.html#ixzz2bicjTJxj