
Mungkin ada remaja lain
yang menganggap Awkarin adalah sebuah goal
bagi mereka. Dan pemberitaan mengenai Awkarin dan kekasihnya adalah hal yang
mutlak penting bagi mereka, mungkin saja.
Selesai
membaca paragraf diatas, sadarkah jika 15 detik berhargamu telah terlewati
begitu saja, but this isn’t an april fools, just wanna ask you, apakah ada pembelajaran
yang dapat diambil dari paragraf tersebut? Sayangnya jika tidak, 15 detikmu tidak
dapat ditarik kembali, dan itu terbuang sia-sia. Mungkin hanya 15 detik, tapi
apakah kamu yakin dengan 15-15 detik lainnya yang telah kamu gunakan? Terbuang
juga-kah?
Jika
saat ini usia kamu telah melewati 15 tahun, sedikitnya 473.040.000 detik telah
kamu lalui. Banyak bukan? Bayangkan jika itu nominal rupiah, sangat banyak
apalagi untuk muda mudi kere seperti kita. Atau mungkin itu nominal yang kecil
bagi Awkarin, who knows.
Apa
yang sudah kita dapatkan antara detik itu? Banyak. Kita pasti telah mendapatkan
pendidikan, kasih sayang orang tua lalu harta benda, dan jangan lupa gadget
yang kamu pakai sekarang juga sudah didapatkan. Nah, yang lebih penting adalah,
apa yang sudah kamu berikan? Once more. Apa. Yang. Sudah. Kamu. Berikan?
Apa
yang sudah kamu berikan pada yang lain, sedekatnya, apa yang sudah kamu berikan
pada orang tuamu, keluarga dan teman-teman?
Tahukah
kamu diluar sana banyak yang telah berhasil di masa mudanya, tak jauh pada
orang lain, terkadang teman kita sendiri pun membuat iri kita dengan prestasi.
Dikutip dari tulisan Intan Kemala
Sari – wolipop berikut adalah beberapa remaja yang sukses di bidangnya:
1.
Sebastian Martinez
Ia
juga mendonasikan sebesar 25 persen dari jumlah penjualan kaus kakinya untuk
membantu anak-anak yang menderita penyakit serius serta mengajarkan program
seni.
2.
Putri Tanjung
Di
usianya yang masih 14 tahun, Zachary Weisenthal sukses berbisnis jasa pembuatan
desain situs bersama ayahnya. Ia telah membuat beberapa situs dan berhasil
mendapatkan keuntungan sekitar Rp 200 juta. Seakan tidak mau berhenti
berinovasi, kini Zach memulai bisnis barunya, yakni peralatan penunjang untuk
bermain skateboards.
Ide
cemerlang datang dari Noa Mintz, seorang gadis 12 tahun yang mendirikan agensi
jasa mengasuh anak bernama Nannies by Noa. Tiga tahun menggeluti usahanya, ia
berhasil mendapatkan 190 orang klien dan mempunyai setidaknya 150 orang
pengasuh anak yang tergabung di bawah agensinya. Ia hanya mengenakan biaya Rp
69 ribu per jam untuk para klien yang menggunakan jasanya.
Awalnya,
bisnis hijab online ini dijalankan Atina seorang diri. Wanita yang menjalani
usaha sejak usia 20 tahun ini memproduksi sendiri hijabnya. Setiap bulan,
setidaknya sekitar 3.500 potong hijab habis terjual oleh para pembelinya. Meski
pernah mengalami kerugian hingga Rp 70 juta, tetapi kedua kakak-beradik ini
tetap semangat berbisnis.
6.
Keshia Deisra
Pada
usia 14 tahun, Asya memulai bisnis baju dan aksesori yang bernuansa '40-an.
Tiga tahun berselang, ia mulai mengembangkan bisnisnya dengan pakaian olahraga
yang dikhususkan untuk musim dingin.
Kepada
CNBC, Asya yang kini berusia 18 tahun mengatakan perusahaannya menghasilkan Rp
96 juta hingga Rp 136 juta dalam sebulan. Meski demikian, ia tidak melupakan
niat mulianya untuk membuat penggalangan dana yang ditujukan untuk memerangi
perdagangan anak di bawah umur.
8.
Dea Valencia
Terinspirasi
bukan? So do I. Bagaimana mungkin? Usia baru 7 tahun telah mampu berdonasi
sekian juta hanya karena kaos kaki.
Ada
satu gadis lagi yang mungkin bisa menginspirasi kamu? AWKARIN!! Lupakan
mengenai hal-hal mistis –wait, mistis? Apapun itu yang telah menghebohkan bumi
pertiwi. Di usinya yang masih muda itu dia sudah menghasilkan banyak uang, jika
kamu sudah melihat instagramnya, banyak sekali hal yang telah dia endorse. Selain itu, foto-foto di
instagramnya juga memang “bagus”. Terbayang berapa banyak rupiah yang bisa dia
dapatkan! Tapi, ini bukan masalah uang, kawan, melainkan pencapaian.
Hidup
dengan banyak hujatan –tak sedikit juga pujian, mungkin, Awkarin mampu mencapai
hal-hal yang belum bisa banyak orang capai. Tak perlu mengikuti yang orang lain
lakukan, kita hanya perlu menjadi yang terbaik sebagai diri kita.
Melihat
teman diluar sana, banyak yang sibuk mengembangkan potensi diri, tapi tak
sedikit yang hanya sibuk galau-galauan. Jomblo
yang mulai berbangga diri tak punya kekasih, para lovers yang menggerutu di timeline
karena doi tak mengabari, penikmat hubungan tanpa status yang hobinya ngode, dan banyak hal lainnya.
Apakah
masa remaja kita hanya akan habis termakan cinta-cintaan?
Memang
tidak salah jika sebuah ruangan ditempati berbagai hiasan dan keindahan, tapi
jangan lupa pada meja dan kursi. Apakah kita akan duduk diatas vas bunga?
Setelah
melihat Awkarin, aku terinspirasi untuk bisa memberikan hal-hal baik pada orang
sekitar. Uang? Bukan, karena aku tidak punya, tak lain adalah manfaat.
Aku
dan kamu tidak dilahirkan hanya untuk tua lalu mati.
Lalu
manfaat yang bagaimana yang ingin diberikan?
Pasti semua orang ingin hidup keren, bergaya dan
sebagainya. Tapi apa sebenarnya manfaat yang dibutuhkan orang lain? Apakah mereka
lebih bangga memiliki teman yang suka hedon dan gawl abiz atau teman yang setiap waktu kebersamaannya adalah
berharga, karena saking “bermanfaatnya” dia sibuk bepergian keliling dunia.
Apakah terbayang, jika suatu saat bertemu dengan orang
lain di jalanan sana, bersalaman, lalu ketika dia pulang dia akan berbangga
hati bercerita pada teman dan keluarga “Hei!! Aku tadi bertemu dan bersalaman
dengan admin the notes, how lucky I am!”. Aku ingin dapat dibanggakan.
Bagaimana denganmu?
Menjadi bermanfaat bagi orang lain akan memberikan
kebahagiaan hakiki, katanya. Manfaat apa yang akan aku berikan? Manfaat apa
yang akan kamu berikan?
Bagaimana memulai hidup baru yang lebih bermanfaat? baca
disini.
0 komentar:
Posting Komentar