Hai, semangat pagi!
Memang itu bukan salam pembukaan terbaik tapi surat ini kutulis sebaik mungkin seupayaku.
Hei, akhir-akhir ini –kurasa sejak
dulu– aku selalu jadi bahan
pembicaraan, terutama dalam kalimat nasihat dan pepatah yang sudah klise, kuno. Kau
tahu kan? Kalimat yang sudah beribu kali diucapkan, didengar, bahkan diabaikan.
Tapi yang kulihat, hanya sedikit orang yang benar-benar mengenalku.
Hei, kau adalah teman yang sangat baik.
Aku ingin kau mengenalku lebih dalam, lebih dalam dari yang lain. Perkenalkan.
Namaku adalah kesempatan. Aku tinggal
di banyak tempat, tapi tidak setiap tempat aku tinggali. Karena itu, banyak yang mencariku. Ya, aku memang patut dicari, di banyak tempat yang aku
tinggali pun aku hanya tinggal dalam sekejap, cepat pergi lagi. Sebenarnya bukan
aku tak mau menemui mereka, tapi terkadang mereka tidak benar-benar mencariku.
Mereka hanya berteori, hei. Aku sedih.
Sesuatu yang aku ingin beritahu
padamu adalah sesuatu yang sangat besar. Ku harap reaksimu setelah membaca
surat ini sama dengan yang aku harapkan.
Sebenarnya, aku tidak harus dicari.
Jika kamu bertanya mengapa, akan aku jawab sekarang juga. Aku, kesempatan yang
banyak dicari orang, hidup karena diciptakan oleh mereka sendiri. Aku selalu ada dimana pun dan kapan pun. Bahkan seorang hebat lahir jauh di dalam gua di tengah gurun, karena dia menciptakanku disana. Ciptakan aku,
jangan hanya cari aku. Kedatanganku berbanding lurus dengan tekad. Semakin
besar kau bertekad, semakin keras kau berupaya, maka aku akan datang padamu. Tak butuh waktu lama, jika kau benar-benar mengenalku,
maka kau akan langsung menemukanku tanpa harus aku berkali-kali mendatangi.
Akhirnya aku sudah
memberitahukan rahasia ini pada seseorang. Ingat! Ciptakan aku, jangan
hanya cari aku. Aku tak ingin datang lalu pulang terabaikan.
Yang
tak ingin disia-siakan
0 komentar:
Posting Komentar