Minggu, 30 Desember 2018

Hadiah, teman, dan kasih sayang Tuhan



Ia terbangun dengan air mata.
Ah, pasti mimpi buruk lagi
Mimpi telah usai saat ia tak lagi terpejam, tapi perasaan sakit itu belum reda.
Sial

Ia melihat keluar jendela, mendung, dan ia tersenyum. Setidaknya langit abu-abu yang disukainya menemani. Sayang, sakit yang mulai berkawan dengannya kembali datang.
Tidak, aku tak boleh menangis. Tegasnya.
Tapi matanya berkhianat dan pipinya mulai basah.
Kenapa?
Ia terdiam. Kemudian terduduk.
Kenapa?
Tangis itu berubah menjadi rintihan.
Ia terisak. Tubuhnya tumbang, dan
Ia semakin terisak.
Sakit,
sakit
Kini tangan yang mengkhianatinya, ia
Menyakiti diri sendiri, hilang akal.
Tolong
Tak lagi ia berharap seseorang datang menghampiri, tapi, satu persatu wajah berputar di pandangannya.
Oh, aku tak sendiri.
Sesaat akal sehatnya kembali, ia terisak, tapi ditengah rintihannya ia menyebut nama Tuhan.
Ia bersujud, ia memohon.
Tolong
Hingga akhirnya kembali terdiam.
Air matanya enggan berhenti, namun ia tak peduli,
Aku tak boleh kalah
Lucu sekali melihatnya, ia menyapu sambil menangis, ia menulis sambil menangis, ia melipat baju sambil menangis.
Biasa saja, bersikaplah biasa saja
Tak lama, datang seseorang memanggil namanya.
Bukan waktu yang tepat, ia terdiam
Tapi namanya masih terdengar.
Ia memutuskan untuk datang dan mendapati tangannya membawa sebuah hadiah.
Terima kasih?
Ia terduduk dan melihat catatan di atas kertas kecil berwarna kuning.
“Fighting! Selamat menjalankan kehidupan, jangan mengeluh, Allah will always be there.”
Air mata yang sedari tadi tertahan, telah kembali.
Namun ia tak berniat menahannya lagi.
Bagaimana bisa? Tanyanya, dan Tuhan yang menjawabnya.
Seorang teman menuliskanya, namun Tuhan yang menuntunnya.
Terima kasih.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management
Sumber : http://kolombloggratis.blogspot.com/2011/03/tips-cara-supaya-artikel-blog-tidak.html#ixzz2bicjTJxj