Jumat, 21 Juli 2017

Tanya-Jawab: Cerita Aktivis Himpunan yang Ingin Lulus Cum Laude

gambar : kompasiana.com
Warning! Tulisan ini hanya bisa dibaca oleh orang yang disayang Tuhan (sabar, karena agak panjang hehe).

“Aktif organisasi jangan ya? Nggak juga gak apa-apa kali ya? Gak dosa ini.” Daripada menjawab pake teori “sok tau” isme, mending kita ambil pelajaran dari pendapat seorang ketua angkatan.

Siapa sih ketua angkatan itu?

Di perguruan tinggi, setiap angkatan suatu jurusan pasti memiliki seorang pemimpin. Ada yang disebut ka ang (ketua angkatan) ataupun koor. Untuk menjadi seorang ketua angkatan perlu melewati beberapa proses yang terbilang berat, khususnya di kampus kami. Karena ka ang ini adalah jabatan seumur hidup, tidak ada kata habis masa periode, maka perlu seseorang yang memiliki keteguhan hati dan loyal terhadap angkatannya.

Sebelum menjabat suatu kepengurusan, ketua angkatan telah lebih dulu aktif karena harus mengoordinir angkatan dari awal dan juga menjadi jembatan komunikasi dengan senior. Singkatnya, ka ang adalah orang ter-aktivis kalo di “himpunan”. Berikut adalah hasil tanya-jawab dengan seorang ketua angkatan di Politeknik Negeri Bandung.

1.   Awal kuliah, rencananya mau kejar nilai atau aktif organisasi?

Dia bilang seperti umumnya mahasiswa baru yang masih polos, bertekad mengejar nilai dan hanya mengikuti arus di bidang organisasi, dia pun seperti itu. Walaupun, nyatanya kini banyak mahasiswa baru yang sudah tidak “polos” alias memiliki target dan konsep yang lebih baik daripada seniornya, fakta itu masih terbilang benar.

“Tapi, dapet motivasi dari kakak tingkat dan temen lulusan POLBAN yang bilang di POLBAN gak harus nilai aja, tapi coba aktif organisasi. Jadi, di awal mulai coba-coba nyalonin jadi ketua regu PPKK (ospek), nyalonin koor angkatan walaupun gak berani dan jadi ketua kelas. Pokoknya tujuan awal saya ingin terlihat aktif, tapi tetep kejar ke nilai. Makanya di awal semester mah rajin.”

2.   Berapa perbandingan prioritas nilai dan organisasi saat ini?

“1 : 2 haha. Jelek sih harusnya 1:1, tapi terlalu banyak bisikan setelah dapet jabatan di organisasi yang bilang kalau IP itu hanya gerbang masuk dunia kerja. Kedepannya soft skill dan pengalaman yang dibutuhkan. Kecuali kalau emang mau lanjutin kuliah mungkin yah bakal serius nilai lagi.”

As expected, ketua angkatan HMAK ini lebih memprioritaskan organisasi daripada nilainya. Tapi, sebagai orang yang sering bergaul dengan alumni yang notabene telah memiliki pengalaman di dunia kerja, jawabannya ini sangat bisa dipercaya.

“Dapet point penting pas dateng ke job fair kemarin, para pencari kerja itu sampe ribuan jumlahnya, apalagi kalau angkatan kita nanti lulus. Nah apa sih point lebih yang kita punya dibanding lulusan sarjana lainnya? Kalau kita sama aja dengan yang lain ya sama aja sulit.”

“IPK minimal 3 itu standard perusahaan, tapi ada beberapa perusahaan yang menuliskan kriteria "aktif organisasi & pengalaman organisasi". Nah, pengalaman itu yang bakal kita pegang jadi  kelebihan dibanding sarjana-sarjana lainnya. Makanya, prioritas sekarang organisasi lebih besar dari nilai. Dan mungkin akan berubah ketika berakhir kepengurusan, karena ingin ngejar cum laude agar bisa bikin orang tua bangga. Haha.”

Walaupun, akhirnya dia tetap memilih perbandingan 1:1 sebagai porsi yang terbaik. Nilai bagus tapi tetap aktif di organisasi. Dan juga, sekalipun sibuk banyak kegiatan, tapi ka ang ini nilainya tetap bagus. Huruf A masih banyak bertengger di laporan hasil studinya, bukti bahwa masih ada kesempatan untuk seorang aktivis seperti beliau.

3.   Gimana caranya biar bisa bagi waktu?

“Cara yang biasa dilakuin itu ngelist apa aja yang harus dilakuin sampe tiga atau empat bulan ke depan. Kalau bisa punya catatan kecil yang isinya list to do. Dengan cara menulis, kita bakal tau waktunya kapan dan gak mepet mempersiapkannya.”

Selain itu, demi mengefektifkan waktu katanya dia suka melakukan beberapa kegiatan secara bersamaan. Mulai dikerjakan dari yang mudah. Setiap selesai, kegiatan tersebut dicoret dari “list to do” tadi dan melanjutkan ke kegiatan lainnya. Jadi ketua angkatan di jurusan atau universitas mana pun memang pasti sibuk, gais.

“Waktu buat keluarga, biasanya harus ada sehari yang emang stay dirumah ga kemana mana. Karena keluarga emang pendukung, tempat kita nyeritain masalah dan lain lain. Setidaknya dengan aktifitas senin-jumat yang padet, ada satu hari bertemu dengan keluarga dihari sabtu atau minggu.”

Tips itu bisa dipakai untuk yang kuliahnya satu kota dengan tempat tinggal, ya. Sedangkan untuk yang merantau --hanya bisa pulang di long weekend--, akhir minggu bisa digunakan untuk istirahat, atau melakukan kegiatan yang merupakan hobi kita.

“Pasti harus ada yang dikorbanin, waktu main, jarang dirumah, dan lain-lainnya. Ketika waktu liburan sih, main jadi yang paling penting buat refresing lieur nya kuliah. Nah bagi waktunya di hari sabtu atau minggu. Jadi satu hari dirumah dan satu hari lagi buat main kalau main haha.”

“Istirahat disempetin di selang waktu luang aja. Dan yang terakhir, tugas, kalau niat ya dikerjain malem, lamun kebluk ya dikelas bareng-bareng hahaha.”

4.   Apa motivasi dan kesulitan yang dihadapi pas jadi aktivis himpunan (ketua angkatan) ?

“Kesulitannya pas koordinir angkatan. Sulit pisan buat ngumpulin angkatan biar pada dateng, karena anak-anak kan udah punya idealisme nya masing masing. Minta bantuan buat acara skala besar yang butuh partisipasi angkatan juga susah.”

Admin sebagai salah satu anggota angkatan jadi ingin minta maaf nih. Yep, mengumpulkan dan memengaruhi orang itu sulitnya memang warbiyaza. Kata yang lain, hanya beberapa puluh orang saja memerlukan hati yang tabah dan kuat apalagi ratusan.

“Motivasinya dorongan dari temen-temen kelas dan ingin ngasih yang terbaik. Karna aku ga sendirian, ada kalian. Terus usaha coba, ingin ngebuktiin 2015 beda dan yang terbaik jadi jangan menyerah coba terus.”

Bagi kamu yang berniat jadi aktivis, apalagi bercita-cita jadi pemimpin, sebaiknya kamu memiliki motivasi kuat dan menguatkan seperti punya ka ang yang satu ini. Tapi, motivasi terbesar dan terkuat tetaplah diri kita sendiri. Karena saat lelah dan jenuh tiba, kita tidak perlu bergantung pada siapa pun kecuali pada diri sendiri, dan Allah Subhanahu Wata’ala.

5.   Kenapa pengen jadi ketua angkatan?

“Awal nya ngerasa bagel karna malu buat jadi koor angkatan. Jadi dari rasa bagel itu mulai PD ingin jadi sesuatu yang berguna. Pernah baca dari sesuatu gambar tentang, jangan mau jadi pengikut terus, jadilah yang diikuti. Dari kata-kata itu mulai ingin mencoba.” Setelah ditanyakan, ternyata bagel itu artinya rasa menyesal karena tidak melakukan sesuatu yang sebenarnya kita mampu. Sulit sekali bahasa aktivis ya hahaha.

“Dari proses penarikan cakaang (calon ketua angkatan), waktu itu maju dan niat, dalam hati bilang bismilllah maju jadi cakaang buka mata dan baris di depan. Awalnya, males jadi cakaang, cuman karna udah niat mateng diawal jadi gak ada kata mundur ikutin aja terus dan nikmatin prosesnya.”

“Ketua angkatan senior pernah bilang, ketika udah jalanin semua proses segala usaha dari awal terus pas pemilihan kita terpilih, melihat sekeliling angkatan nangis di depan kita itu rasanya sangat waw. Dari sana baru niat bener ingin jadi kaang. Ikutin aja terus prosesnya mau dibilang alay, sksd, riweuh, geje sama anak angkatan whatever karna aku ingin kenal sama kalian semua.”

Ngerasa seneng ketika bisa ngebantu orang. Pas ada temen angkatan yang kesusahan dan butuh bantuan, selagi aku bisa bantuin aku bakal terus bantuin mereka. Ada satu kebanggaan sendiri ngeliat temen-temen bisa terbantu. Apalagi kalau liat angkatan 15 bisa kerja bareng-bareng semua kelas berbaur. Kebanggaan sendiri ngeliatnya.”

Keluar zona nyaman. Dari awal aku orangnya pendiem, pemalu, gak bisa sosialisasi, panik, dari kaang aku belajar menghandle nya. Jangan mau stay di tempat itu terus. Kalau kita bisa berubah ke yang lebih baik, kenapa ga dicoba.”

Saya dan teman-teman lain sebagai classmate nya pun bisa melihat perubahan yang terjadi setelah dia menjadi ketua angkatan, yang pasti jadi lebih positif. Waktu dua tahun cukup untuk mendewasakan kita loh, gimana? masih mau empat tahun kuliah tapi gak menghasilkan perubahan? Setidaknya untuk diri sendiri.

“Kata Raditya Dika, kalau kamu mau jadi pemain bola jadi pemain yang paling hebat, jadi penulis jadilah penulis yang paling hebat, jadi ketua jadilah ketua yang terbaik. Haha.

“Terakhir, kenapa sih pengen jadi kaang? Aku ingin hadirnya aku bisa bermanfaat buat orang lain.”

Begitulah hasil tanya-jawab dengan seorang aktivis himpunan. Apa udah bikin kamu semangat di organisasi atau masih pikir-pikir? Even ketua angkatan yang sibuk masih punya kesempatan lulus Cum Laude, apalagi kita yang waktu luangnya suka berserakan. Coming soon jawaban-jawaban dari mahasiswi berprestasi peraih IP 4. Mereka aktif organisasi gak sih? ditunggu ya gaiz.

The distance between your dreams and reality is called ACTION.” Quotes yang dikutip dari sebuah akun instagram penjual kue.

Terima kasih.

Baca juga:

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management
Sumber : http://kolombloggratis.blogspot.com/2011/03/tips-cara-supaya-artikel-blog-tidak.html#ixzz2bicjTJxj