![]() |
gambar : kompasiana.com |
Warning! Tulisan ini hanya bisa dibaca oleh orang yang disayang Tuhan
(sabar, karena agak panjang hehe).
“Aktif organisasi jangan ya? Nggak juga gak apa-apa kali ya? Gak dosa ini.”
Daripada menjawab pake teori “sok tau” isme, mending kita ambil pelajaran dari
pendapat seorang ketua angkatan.
Siapa sih ketua angkatan itu?
Di perguruan tinggi, setiap angkatan suatu jurusan pasti memiliki seorang
pemimpin. Ada yang disebut ka ang (ketua angkatan) ataupun koor. Untuk menjadi
seorang ketua angkatan perlu melewati beberapa proses yang terbilang berat,
khususnya di kampus kami. Karena ka ang ini adalah jabatan seumur hidup, tidak
ada kata habis masa periode, maka perlu seseorang yang memiliki keteguhan hati
dan loyal terhadap angkatannya.
Sebelum menjabat suatu kepengurusan, ketua angkatan telah lebih dulu aktif
karena harus mengoordinir angkatan dari awal dan juga menjadi jembatan
komunikasi dengan senior. Singkatnya, ka ang adalah orang ter-aktivis kalo di “himpunan”.
Berikut adalah hasil tanya-jawab dengan seorang ketua angkatan di Politeknik
Negeri Bandung.
1.
Awal kuliah, rencananya mau kejar nilai atau aktif organisasi?
Dia bilang seperti umumnya mahasiswa baru yang masih polos, bertekad
mengejar nilai dan hanya mengikuti arus di bidang organisasi, dia pun seperti
itu. Walaupun, nyatanya kini banyak mahasiswa baru yang sudah tidak “polos”
alias memiliki target dan konsep yang lebih baik daripada seniornya, fakta itu
masih terbilang benar.
“Tapi, dapet motivasi dari kakak tingkat dan temen lulusan POLBAN yang
bilang di POLBAN gak harus nilai aja,
tapi coba aktif organisasi. Jadi, di awal mulai coba-coba nyalonin jadi
ketua regu PPKK (ospek), nyalonin koor angkatan walaupun gak berani dan jadi
ketua kelas. Pokoknya tujuan awal saya ingin
terlihat aktif, tapi tetep kejar ke nilai. Makanya di awal semester mah rajin.”
2.
Berapa perbandingan prioritas nilai dan organisasi saat ini?
“1 : 2 haha. Jelek sih harusnya 1:1, tapi terlalu banyak bisikan setelah
dapet jabatan di organisasi yang bilang kalau IP itu hanya gerbang masuk dunia
kerja. Kedepannya soft skill dan
pengalaman yang dibutuhkan. Kecuali kalau emang mau lanjutin kuliah mungkin
yah bakal serius nilai lagi.”
As expected, ketua angkatan HMAK ini lebih memprioritaskan organisasi
daripada nilainya. Tapi, sebagai orang yang sering bergaul dengan alumni yang notabene telah memiliki pengalaman
di dunia kerja, jawabannya ini sangat bisa dipercaya.
“Dapet point penting pas dateng ke job
fair kemarin, para pencari kerja itu sampe ribuan jumlahnya, apalagi kalau angkatan kita nanti lulus. Nah apa sih point lebih yang kita punya
dibanding lulusan sarjana lainnya? Kalau kita sama aja dengan yang lain ya
sama aja sulit.”
“IPK minimal 3 itu standard perusahaan, tapi ada beberapa perusahaan yang
menuliskan kriteria "aktif
organisasi & pengalaman organisasi". Nah, pengalaman itu yang
bakal kita pegang jadi kelebihan dibanding sarjana-sarjana lainnya. Makanya,
prioritas sekarang organisasi lebih besar dari nilai. Dan mungkin akan berubah
ketika berakhir kepengurusan, karena ingin ngejar cum laude agar bisa bikin
orang tua bangga. Haha.”
Walaupun, akhirnya dia tetap memilih perbandingan
1:1 sebagai porsi yang terbaik. Nilai bagus tapi tetap aktif di organisasi. Dan juga, sekalipun sibuk banyak kegiatan, tapi ka ang ini nilainya tetap bagus. Huruf A masih banyak bertengger di laporan hasil studinya, bukti bahwa masih ada kesempatan untuk seorang aktivis seperti beliau.
3.
Gimana caranya biar bisa bagi waktu?
“Cara yang biasa dilakuin itu ngelist apa aja yang harus dilakuin sampe tiga atau empat bulan ke depan. Kalau
bisa punya catatan kecil yang isinya
list to do. Dengan cara menulis, kita bakal tau waktunya kapan dan gak
mepet mempersiapkannya.”
Selain itu, demi mengefektifkan waktu katanya dia suka melakukan beberapa
kegiatan secara bersamaan. Mulai dikerjakan dari yang mudah. Setiap selesai,
kegiatan tersebut dicoret dari “list to do” tadi dan melanjutkan ke kegiatan
lainnya. Jadi ketua angkatan di jurusan atau universitas mana pun memang pasti sibuk,
gais.
“Waktu buat keluarga, biasanya harus ada sehari yang emang stay dirumah ga
kemana mana. Karena keluarga emang pendukung, tempat kita nyeritain masalah dan
lain lain. Setidaknya dengan aktifitas senin-jumat yang padet, ada satu hari
bertemu dengan keluarga dihari sabtu atau minggu.”
Tips itu bisa dipakai untuk yang kuliahnya satu kota dengan tempat tinggal,
ya. Sedangkan untuk yang merantau --hanya bisa pulang di long weekend--, akhir
minggu bisa digunakan untuk istirahat, atau melakukan kegiatan yang merupakan
hobi kita.
“Pasti harus ada yang dikorbanin, waktu main, jarang dirumah, dan lain-lainnya.
Ketika waktu liburan sih, main jadi yang paling penting buat refresing lieur nya kuliah. Nah bagi waktunya di
hari sabtu atau minggu. Jadi satu hari dirumah dan satu hari lagi buat main
kalau main haha.”
“Istirahat disempetin di selang waktu luang aja. Dan yang terakhir, tugas,
kalau niat ya dikerjain malem, lamun kebluk
ya dikelas bareng-bareng hahaha.”
4.
Apa motivasi dan kesulitan yang dihadapi pas jadi aktivis himpunan (ketua angkatan)
?
“Kesulitannya pas koordinir angkatan. Sulit pisan buat ngumpulin angkatan biar pada dateng, karena anak-anak
kan udah punya idealisme nya masing masing. Minta bantuan buat acara skala
besar yang butuh partisipasi angkatan juga susah.”
Admin sebagai salah satu anggota angkatan jadi ingin minta maaf nih. Yep,
mengumpulkan dan memengaruhi orang itu sulitnya memang warbiyaza. Kata yang lain, hanya beberapa puluh orang saja
memerlukan hati yang tabah dan kuat apalagi ratusan.
“Motivasinya dorongan dari temen-temen kelas dan ingin ngasih yang terbaik.
Karna aku ga sendirian, ada kalian. Terus usaha coba, ingin ngebuktiin 2015
beda dan yang terbaik jadi jangan menyerah coba terus.”
Bagi kamu yang berniat jadi aktivis, apalagi bercita-cita jadi pemimpin, sebaiknya
kamu memiliki motivasi kuat dan
menguatkan seperti punya ka ang yang satu ini. Tapi, motivasi terbesar dan
terkuat tetaplah diri kita sendiri.
Karena saat lelah dan jenuh tiba, kita tidak perlu bergantung pada siapa pun
kecuali pada diri sendiri, dan Allah Subhanahu Wata’ala.
5.
Kenapa pengen jadi ketua angkatan?
“Awal nya ngerasa bagel karna
malu buat jadi koor angkatan. Jadi dari rasa bagel itu mulai PD ingin jadi sesuatu yang berguna. Pernah baca
dari sesuatu gambar tentang, jangan mau
jadi pengikut terus, jadilah yang diikuti. Dari kata-kata itu mulai ingin
mencoba.” Setelah ditanyakan, ternyata bagel
itu artinya rasa menyesal karena tidak melakukan sesuatu yang sebenarnya kita
mampu. Sulit sekali bahasa aktivis ya hahaha.
“Dari proses penarikan cakaang (calon ketua angkatan), waktu itu maju dan
niat, dalam hati bilang bismilllah maju jadi cakaang buka mata dan baris di depan.
Awalnya, males jadi cakaang, cuman karna udah niat mateng diawal jadi gak ada
kata mundur ikutin aja terus dan nikmatin prosesnya.”
“Ketua angkatan senior pernah bilang, ketika udah jalanin semua proses
segala usaha dari awal terus pas pemilihan kita terpilih, melihat sekeliling
angkatan nangis di depan kita itu rasanya sangat waw. Dari sana baru niat bener
ingin jadi kaang. Ikutin aja terus prosesnya mau dibilang alay, sksd, riweuh,
geje sama anak angkatan whatever karna aku ingin kenal sama kalian semua.”
“Ngerasa seneng ketika bisa ngebantu
orang. Pas ada temen angkatan yang kesusahan dan butuh bantuan, selagi aku
bisa bantuin aku bakal terus bantuin mereka. Ada satu kebanggaan sendiri
ngeliat temen-temen bisa terbantu. Apalagi kalau liat angkatan 15 bisa kerja
bareng-bareng semua kelas berbaur. Kebanggaan sendiri ngeliatnya.”
“Keluar zona nyaman. Dari awal
aku orangnya pendiem, pemalu, gak bisa sosialisasi, panik, dari kaang aku
belajar menghandle nya. Jangan mau stay
di tempat itu terus. Kalau kita bisa berubah ke yang lebih baik, kenapa ga
dicoba.”
Saya dan teman-teman lain sebagai classmate nya pun bisa melihat perubahan
yang terjadi setelah dia menjadi ketua angkatan, yang pasti jadi lebih positif.
Waktu dua tahun cukup untuk mendewasakan kita loh, gimana? masih mau empat
tahun kuliah tapi gak menghasilkan perubahan? Setidaknya untuk diri sendiri.
“Kata Raditya Dika, kalau kamu mau jadi pemain bola jadi pemain yang paling
hebat, jadi penulis jadilah penulis yang paling hebat, jadi ketua jadilah ketua
yang terbaik. Haha.
“Terakhir, kenapa sih pengen jadi kaang? Aku ingin hadirnya aku bisa bermanfaat buat orang lain.”
Begitulah hasil tanya-jawab dengan seorang aktivis himpunan. Apa udah bikin
kamu semangat di organisasi atau masih pikir-pikir? Even ketua angkatan yang sibuk masih punya kesempatan lulus Cum Laude, apalagi kita yang waktu luangnya suka berserakan. Coming soon jawaban-jawaban
dari mahasiswi berprestasi peraih IP 4. Mereka aktif organisasi gak sih?
ditunggu ya gaiz.
“The distance
between your dreams and reality is called ACTION.” Quotes yang dikutip dari sebuah akun
instagram penjual kue.
Terima kasih.
Baca juga: